Penantian Indah (Cerpen)
Di
sebuah kampus yang ramai dihuni oleh mahasiswa-mahasisiwa nya yang seru dan
gokil, ada seorang cewek yang mencintai seorang cowok yang lumayan populer di
kampus itu, namanya Lita. Lita cewek yang cantik, pinter, sederhana dan punya
banyak teman sedangkan cowok yang dicintainya itu namanya Rangga. Orangnya
ganteng tuh nggak juga tapi manis, putih, pinter juga dan ramah sama semua
orang tetapi itu nggak berlaku pada Lita, sifatnya ke Lita beda banget. Rangga
punya 2 orang sahabat yang suka sama Lita, namanya Gilbert dan Doni, mereka
menceritakan semuanya sama Rangga tentang Lita.
“Hey
bro. Kita tadi liat Lita. Kok gue jadi tertarik ya liat si Lita, kayaknya gue
suka deh sama si doi”, kata Doni.
“Yaaaa,
gue juga ngerasain hal yang sama”,tambah Gilbert.
“Duh
kalian ini kok bisa sih? Kalo udah kayak gini sih gua dukung aja bersaingnya
yang wajar-wajar aja yaa (dalam hati Rangga bagaikan ditancap pedang)”, ujar
Rangga.
“
Ok deh. Makasih ya bro’, bareng Doni dan Gilbert.
Sejak
saat itu, Doni dan Gilbert selalu mendekati Lita dan berusaha mencari tau
tentang Lita secara mendetail. Hari demi hari pun
berlalu.......................
Suatu
hari Lita mendapatkan tontonan yang sangat mengejutkan, ia melihat Rangga
berjalan dengan seorang cewek. Lita pun tidak dapat berkata apa-apa dan hanya
bisa memandang wajah Rangga tanpa berkedip sedikitpun, tanpa disadarinya Rangga
memergokinya dan langsung berusaha untuk menjauh dari cewek tersebut, entah
mengapa Lita menjadi bingung dengan sikap Rangga tersebut. Lita merasa selama
ini uahanya buat mencintai Rangga hanyalah sia-sia saja karena Lita selalu baik
dengan Rangga tetapi Rangga malah bersikap sebailknya.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Beberapa bulan kemudian,,,,,
“Bro,
ada yang gua omongin sama lo berdua, sebenernyaa............ (diam sesaat)
hmmmmm,,, sebenarnya gua suka dan cinta sama Lita. Ta..ta.tapi kalian nggak
marah kan? Walapun kalian marah gua akan tetap mempertahankan cinta gua karena
gua udah lama memendam semua perasaan ini”, ujar Rangga.
“HAAAAAAA
???”, Gilbert dan Doni melongo.
“hahahahaaaa,
ya ampuuun bro, lo itu apa-apapan sih? Buat apa kita marah , lo itu kan
sahabat kita, kita malah dukung banget’, sambung Gilbert.
‘SERIUSAN??
Makasih yaaaaa”, rangkul Rangga.
“Ya
Iyalah Ngga”, kata Doni.
Lalu,
Rangga setiap hari berusaha mencoba mendekati Lita, tetapi Lita selalu
menghindar , ia tidak mau dibilang sebagai cewek perebut cowok orang lain dan dia juga tidak ingin dikasihani dan hanya dimainin oleh Rangga.
Lalu, tibalah hari itu dimana semuanya terjadi
.........................
Lita
baru sampai di kampus dan dia duduk di kursi kerajaannya, satu per satu temannya pun turut mengisi kursi-kursi yang masih belum berpenghuni, dan
ternyata dosen pertama nggak masuk, lalu tiba-tiba dari depan pintu kelas ada
yang mengetuk.
Tok..tok...tok...
“Permisi,
assalamualaikum”, salam seorang cowok yang ternyata Doni.
“Waalaikumsalam”,
serentak semua yang ada di kelas menjawab.
“Litanya
ada, dik ? kami mau mencari Lita, boleh pinjem Litanya sebentar?’, sambung
Gilbert.
Lita
tekejut dan merasa bingung, lalu ia memutuskan untuk keluar dan menemui Doni
dan Gilbert.
“Maaf
sebelumnya, bukannya gue mau ngusir kakak-kakak , tapi gue lagi belajar nih”,
ungkap Lita.
“
tapi loe kan nggak ada dosen, kami Cuma mau ngomong sebentar aja kok 15 menit
deh , penting nih,” sela Gilbert.
“Iya
ta ini tentang Rangga”, sambung Doni.
Lita
terkejut setengah mati, ia hanya bisa membisu dan mulai menimbulkan pikiran
yang negatif dalam pikirannya. Apa Rangga kecelakaan atau Rangga mau bunuh
diri.
“Hey”,
Doni menyadarkan Lita dari lamunannya.
“Gini
deh, gue lansung cerita aja ya, kalo sebenarnya Rangga sangat mencintai Lo
sejak pertama kalian bertemu, dia ngerasa lo tuh beda sama semua cewek yang ia
kenal (Rangga itu Playboy), tapi bagi dia lo itu sebuah berlian kecil yang
sangat indah. Sebelum dia kasih tau itu ke kita,,,.........
Belum sempat Gilbert melanjutkan pembicaraannya,
Lita langsung memotongnya.
“Tapi,
kenapa selama ini dia selalu ngejauh dari gue? Kak Rangga juga sudah punya
cewek yang memang pantas banget kok buat dia”, potong Lita.
“Loe
salah, ta. Dia tuh Cuma cintanya sama loe, karena semua cewek yang pacaran sama
si doi tuh Cuma pelampiasan dia aja yang sulit bergerak buat dapetin loe,
entahlah dia belum punya nyali waktu itu”, sambung Doni.
“Sebelum
dia kasih tau perasaannya itu, Rangga memendam perasaannya dan sengaja ngejauhi
loe karena dia tau bahwa kami berdua juga suka sama loe tetapi dia nggak tau
kalau loe itu nggak cinta sama kita, dia juga nggak mau dibilang sahabat yang
pengkhianat. Jadi, kami sudah mengatakan semuanya kepada loe, sekarang semua
keputusan ada ditangan loe”, ungkap Gilbert.
“Yups,
jangan menyesal sebelum terlambat yaaaaa”, tambah Doni.
Semua
mahasiswa dan mahasiswi serta dosen pun keluar dari kelas dan segera menuju
kantin karena sekarang waktunya untuk istirahat dan Doni serta Gilbert pun juga
tidak mau ketinggalan.
“Kami pergi dulu ya, ta dan semangat buat cinta
kalian”, salam Gilbert sambil meninggalkan
Lita yang dari tadi termenung dan
menahan untuk mengeluarkan air matanya. Satu menit berlalu, dua menit,,,,
hingga lima menit Lita baru tersadar dari renungannya dan ia langsung berlari
menuju sebuah pohon yang memang sering banget ia datangi. Lita duduk di bawah
pohon itu, di atas kursi kayu yang dibuat untuk bersantai sambil menikmati
sejuknya angin. Baru saja duduk, Lita langsung menguraikan air mata yang sejak
tadi ditahannya. Ia hanya bisa menunduk dan berusaha tetap tenang.
“Apakah semuanya benar? Apakah
hati ini juga mencintai Rangga? Lalu mengapa bukan Rangga sendiri yang
mengatakan semuanya?”, tanya Lita dalam hati.
Tidak lama kemudian, tiba-tiba ada
seorang cowok yang duduk disampingnya. Ia tidak menyadari kehadiran cowok
tersebut, karena rambut Lita yang panjang menutupi wajah dan penglihatannya
(posisi saat menangis). Lalu cowok tersebut memberikan sebuah sapu tangan dan
sambil berkata,
“Nih, hapus wajah loe yang
kebanjiran itu”
“Makasih”, jawab Lita
Ketika Lita menoleh ia terkejut
dan langsung berkata,
“Rangga? Ngapain loe disini?”,
tanya Lita.
“Gue Cuma nggak sengaja lewat sini
dan kebetulan ngeliat loe nangis eh gue samperin aja deh (Rangga nggak tau kalo
Doni dan Gilbert udah cerita semuanya sama Lita), tapi kalo loe nggak suka gue
pergi deh”, jawab Rangga sambil berjalan meninggalkan Lita.
Belum sempat Rangga berjalan jauh,
Lita langsung memanggil namanya.
“Rangga, tunggu !”, panggil Lita
sambil berjalan ke arah Rangga.
“Nih, sapu tangan loe , gue ada
tissue dan satu lagi gue nggak suka warna abu-abu”, ungkap Lita yang kemudian
langsung meninggalkan Rangga pergi. Lita masih tidak percaya dengan cinta
Rangga.
Rangga hanya bisa terdiam sambil memegang
sapu tangannya dan langsung tersenyum melihat tingkah Lita.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Dua minngu kemudian,,,,
Pagi
yang cerah, dimana waktunya semua orang untuk melakukan aktivitasnya. Seperti
biasa, pagi-pagi Lita telah memasuki kelasnya yang masih sedikit penghuninya.
Lalu ia berjalan menuju kursinya, ketika ia ingin memasukkan tas dalam lacinya
tiba-tiba ada yang terjatuh, sebuah kotak kecil dibungkus dengan kertas kado.
Lalu Lita mengambilnya dan melihat tulisan FROM: Rangga ,, TO: Lita.
Lita langsung tersenyum kemudian mencoba
membukanya dan mendapati sebuah sapu tangan putih. Ia langsung tersenyum,
karena warna itu warna kesukaannya. Lalu, pada saat itu ia mencoba mengambil sapu
tangan itu, ada sebuah kertas yang terjatuh saat ia mencoba membuang kertas
kado yang membungkus sapu tangan itu.
Hmmmmm.....
Hai Lita. Gue harap loe suka ya sama
sapu tanggannya , kan warnanya nggak abu-abu lagi, gue bahagia kalo loe
tersenyum J
Gue Cuma mau memberikan yang terbaik
Ohya,
maafin sifat gue selama ini yaaaaa
Gue
nggak bermaksu jahat dan ngehindar dari Loe
Sebenarnya.............
Gue
suka dan cinta banget sama Loe, tapii
Loe
selalu pergi saat gue berusaha untuk ngungkapin itu
Sekarang
loe sudah tau semuanya dan gue tenang deh buat pergi ke Bogor
Semoga
loe sehat selalu dan sukses ya. Jangan pernah lupain gue yaaaaa J
Dear
Rangga
Ketika selesai membaca surat
tersebut, Lita secepat kilat berlari keluar kelas dan mencoba untuk mencari
Rangga, karena ia yakin Rangga masih disekitaran kampus, ia berlari sambil
berlinang air mata dan ketika ia kecapek’an ia duduk dipohon itu lagi dan tidak
lama ia terkejut ketika melihat Rangga, Doni dan Gilbert lewat di depan
matanya. Lalu Lita pun segera menghampiri mereka.
“Tunggu Rangga. Apakah ini dari
loe? Trus kenapa loe mau pergi ke Bogor?”, tanya Lita tanpa henti.
“Yaaa, gue yang kasih loe itu dan
gue juga mau pindah ke Bogor karena ikut orangtua gue,ta. Sekarang gue mau
berangkat, tadi juag udah pamitan sama Doni dan Gilbert”, jawab Rangga.
“Oke, tapi,,,,,, apa loe nggak mau
ngomong sesuatu sama gue?”, tanya Lita sambi meneteskan air mata yang nggak ia
sadari.
“hmmmmmm . Rangga sempat terdiam
“Maafin gue ye ta selama ini gue
jahat sama loe, tapi sebenarnya itu semua gue lakuin karena GUE CINTA SAMA LOE
LITA”, ungkap Rangga dengan mata yang berlinang-linang.
Lita tersenyum dan langsung
berkata
“GUE JUGA CINTA”, balas Lita
Hujanpun tiba-tiba mengguyur
mereka, seolah-olah ikut merasakan kebahagiaan mereka.
_Semua yang kita impikan dan kita harapkan akan berada di dalam
kehidupan kita, entah kapanpun itu akan terjadi_
0 Comments