Feed Treating di Pusri-IV
Postingan kali ini aku akan bahas mengenai proses Feed Treating di Pusri-IV , cekidot :)
PT.
Pusri menggunakan proses Kellog Design dalam proses pembuatan ammonia. Tidak hanya menghasilkan ammonia, unit ini juga menghasilkan CO2
yang dibutuhkan pada pembuatan urea. Pabrik ammonia
umumnya terdiri dari enam tahap antara lain:
1.
Unit
feed treating (pengolahan gas umpan)
2.
Unit
produksi gas sintesa
3.
Unit
pemurnian gas sintesa (purifikasi)
4.
Unit
sintesa ammonia
5.
Pendinginan
dan Pemurnian produk
6.
PGRU
(purge gas recovery unit)
2.2.1.1
Feed
Treating Unit
Gas alam (feed gas) memiliki
temperatur 21°C dan tekanan kurang lebih 28,8 kg/cm2 dibagi menjadi
2 aliran, yaitu untuk bahan bakar dan produksi ammonia. Gas alam yang diterima
dari Pertamina masih mengandung unsur-unsur yang tidak diinginkan seperti
partikel padat, sulfur anorganik, hidrokarbon fraksi berat, CO2, H2O
dan sulfur organik. Untuk menghilangkan kandungan-kandungan yang tidak
diinginkan didalam gas alam tersebut, maka dilewatkan kedalam beberapa proses.
a.
Penyaringan (pemisahan partikel padat)
Pemisahan partikel padat dilakukan
secara fisik dengan mengalirkan gas melalui filter separator yang didalamnya
terdapat enam filter cartridge yang dapat diganti dan kawat
saringan (wire mesh extractor), sehingga
dapat menyaring kotoran padat/debu (solid
particle) dan cairan (liquid droplet)
yang lolos dari gas metering station.
b.
Pemisahan senyawa belerang
anorganik
Pada Pusri-IV, pengikatan
sulfur yang terkandung di dalam gas alam dalam bentuk H2S menggunakan katalis ZnO (unycat) yang
bersifat kering yang bertujuan untuk proses desulfurisasi ammonia. Feed gas tidak perlu dipanaskan sebelum masuk
desulfunizer karena temperatur pada
reaksi desulfurisasi anorganik adalah 20°C. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Senyawa
sulfur anorganik harus dihilangkan dari natural gas karena :
a.
Dapat
mereduksi inhibitor pada sistem benfield
b.
Akan
terbawa oleh gas CO2 dan akan merusak compressor CO2 di urea
c.
Akan
meracuni katalisator di primary reformer,
secondary reformer, LTS, metanator dan ammonia
converter
Oleh
karena itu, kadar sulfur yang keluar dari unit ini lebih kecil dari 1 ppm.
c.
Pemisahan air (Dehidrasi)
Proses
pendinginan dilakukan untuk menghilangkan hidrokarbon berat dari gas alam
hingga temperatur -18°C dengan menggunakan chiller. Oleh sebab itu, gas
alam tersebut harus bebas dari uap air agar tidak terjadi pembekuan pada chiller
dan sistem pemipaan yang mengakibatkan terjadinya penyumbatan. Untuk menyerap
uap air digunakan Try Etilene Glycol (TEG)
di dalam Absorber. Gas alam
masuk melalui bottom absorber melewati mikro scrubber untuk memisahkan cairan pada
gas. Pada bagian atas absorber
dilengkapi mist eliminator untuk mencegah larutan TEG terbawa aliran
gas keluar dari puncak absorber. Kemudian
gas alam dialirkan melalui Knock Out (K.O) drum, sehingga gas alam yang
dikirim ke unit pemisahan hidokarbon berat bebas air dan glikol.
Lean glycol masuk dari
atas absorber dan kontak secara
berlawanan arah dengan gas masuk. Glikol jenuh keluar dari bottom absorber dan dialirkan
ke regenerator, air dipisahkan dengan pemanasan pada temperatur 204°C di reboiler
dan bantuan stripping gas yang bertekanan 0,1 - 0,15 kg/cm2, dimana
uap air yang terpisah dibuang ke
atmosfir.
d.
Pemisahan hidrokarbon berat (heavy
hydrocarbon)
Hidrokarbon
berat (HHC) harus dipisahkan dari gas karena dapat menyebabkan foaming dan carry over di absorber serta dapat menutupi pori -
pori katalis. Hidrokarbon berat dipisahkan dengan cara menurunkan suhu gas
sampai
-18°C di chiller dengan menggunakan ammonia.
Gas
umpan dari sistem pemisahan air dibagi dua arah. Aliran pertama menuju shell side feed
gas exchanger, dimana gas bertukar
panas dengan flashed gas sedangkan gas bertukar panas dengan hidrokarbon
berat cair di aliran kedua yaitu tube
side feed gas exchanger. Hidrokarbon berat berbentuk
gas dipakai sebagai fuel gas tambahan sedangkan yang masih tetap
cair dikirim ke burning pit.
e.
Penyerapan gas karbondioksida (feed
gas CO2 removal)
Gas karbondioksida harus hilang
dari gas umpan untuk mengurangi beban proses desulfunasi kedua, unit persiapan
bahan baku gas sintesa dan unit permurnian gas sintesis. Pada
unit ini, kandungan CO2 dalam gas diturunkan sampai sekitar 0,5% yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya metanasi
pada desulfurizer dimana katalis cobalt molybdenum (CoMo)
dapat merubah CO2 dan H2 menjadi metana dengan reaksi
sebagai berikut :
CO +
3H2 Ã CH4 + H2O
ΔH0 = - 285,8 kj/mol ........ (2)
CO2
+ 4H2 Ã CH4
+ 2H2O ΔH0 = - 252,5 kj/mol ........ (3)
Selain
itu, penyerapan CO2 menggunakan larutan benfield (K2CO3), dimana larutan benfield merupakan larutan yang mengandung
K2CO3 yang dapat menyerap CO2 dengan tambahan zat aditif yang
menaikkan laju penyerapan (Diethanol amine-DEA), mencegah korosi (V2O5), dan mencegah terjadinya foaming (UCON 500 HB).
Gas umpan mengalir dari bawah absorber kemudian kontak secara
berlawanan arah dengan larutan benfield
dari atas absorber, kemudian gas CO2 akan
terserap oleh larutan benfield. Secara
keseluruhan, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
K2CO3
+ H2O + CO2 Ã 2KHCO3 .......................................... (4)
Gas
bebas CO2 keluar dari atas absorber
didinginkan di tube side exchanger
dan pada shell side. Setelah condensate dipisahkan di absorber knock out (KO) drum, gas
dialirkan sebagai suction feed
gas compressor.
Reaksi yang
terjadi di Absorber 201-E adalah :
K2CO3
+ H2O + CO2 Ã 2KHCO3 .......................................... (5)
Reaksi
pada absorber dilakukan pada tekanan tinggi dan temperatur rendah
(25 kg/cm2,
93˚C)
karena kelarutan gas lebih tinggi pada tekanan tinggi.
Reaksi yang
terjadi di stripper 202-E adalah :
2KHCO3 « K2CO3
+ H2O + CO2 ................................... (6)
Reaksi pada stripper dilakukan
pada tekanan rendah dan temperatur tinggi (1,43 kg/cm2,
129˚C)
karena mempermudah melepas kandungan gas yang terlarut dalam larutan.
b.
Pemisahan senyawa belerang organik
Untuk
memisahkan sulfur organik dalam bentuk merkaptan (RSH, RSR), senyawa sulfur
tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi sulfur anorganik dengan bantuan
injeksi syn-gas (H2) menggunakan katalis CoMo pada bed
1, dimana sulfur organik terdekomposisi dan sulfurnya terhidrogenerasi menjadi
H2S. Reaksi yang terjadi adalah:
2RSR + 3H2 Ã 3RH
+ RSH + H2S ....................................... (7)
RSH + H2 Ã RH
+ H2S ..................................................... (8)
Selanjutnya gas
meninggalkan katalis bed 1 (CoMo) dengan sulfur yang berupa H2S
mengalir ke bed 2, dimana adanya katalis ZnO. Katalis ZnO dibentuk pelet
agar seluruh H2S hilang setelah bereaksi dengan katalis ZnO dan
kemudian membentuk ZnS dengan reaksi:
H2 S+ ZnO Ã ZnS+ H2O
..................................................... (9)
Gas
umpan keluar desulfurizer diharapkan mengandung
sulfur sekitar 0,1 ppm.
c.
Saturator (penjenuhan
gas metan dengan air)
Saturator berfungsi menjernihkan
gas proses dengan menggunakan uap air. Design
asli pabrik tidak mempunyai saturator,
tetapi pada Ammonia Optiomation Project
(AOP) alat ini ditambahkan untuk menghemat
pemakaian steam di primary reformer. Gas proses yang
tadinya kering
ketika masuk sekarang menjadi gas proses
yang jenuh
air sehingga konsumsi steam proses di
primary reformer otomatis menurun,
dengan memanfaatkan proses kondensat kemudian dipanaskan di convection section yang berlawanan arah
dengan aliran gas.Kalo mau tanya-tanya lebih lengkap dan ada yang belu mengerti, dipersilakan untuk para pembaca comment yaaaaaaaa :*
0 Comments