Laporan Tetap Fasa Kesetimbangan
FASA KESETIMBANGAN
1.
Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiwa mampu:
a.
Menjelaskan
pengertian kurva baku dan kirva kesetimbangan.
b.
Membuat
campuran biner untuk kurva baku.
c.
Menggambarkan
kurva baku.
d.
Melaksanakan
praktikum untuk memperoleh data yang diperlukan.
e.
Menghitung
guna mengolah data yang diperoleh.
f.
Menggambarkan
kurva kesetimbangan berdasarkan hasil peehitungan.
2.
Alat dan Bahan
a.
Alat
yang Digunakan
-
Refraktometer
-
Pipet
ukur
-
Bola
karet
b.
Bahan
yang digunakan
-
Alkohol
96%
-
Aquadest
3.
Dasar Teori
a.
Fasa
Kesetimbangan
Bila suatu campuran dipisahkan
dengan menggunakan proses termal, panas dan zat biasanya dipindahkan diantara
fasa yang saling kontak satu sama lain. Suatu fasa ditentukan sebagai bagian
dari suatu sisstem fasa. Suatu sistem dikatakan setimbang bial tidak ada
perubahan yang terjadi pada kondisi
eksternal. Semua perpindahan zat dan energi melalui lapisan reversible phase.
Fasa dari suatu campuran heterogeneous dikatakan setimbang bila tidak ada
perbedaan tekanan maupun temperatur.
b.
Skema Gambaran dari Fasa Kesetimbangan
Fasa kesetimbangan biasanya
sifat-sifat dari komposisi fasa kesetimbangan oleh
sejumlah zat (fraksi mol) dengan titik didih yang rendah. Pada
waktu ti, nilai Xi , Yi , Ti dan Pi
berubah diperoleh, tergantung kesetimbangan.
c.
Percobaan
Penentuan Data Kesetimbangan
Bila suatu campuran bersifat ideal,
Yi bisa dihitung jika kurva tekanan uap komponen murni Xi diketahui.
Penggunaan hukum Raoult untuk campuran gas
ideal adalah:
P1 = P1.0
x X1 (1)
P2 = P2.0
x X2 = P2.0 (1-X1) (2)
Dimana :
P1
, P2 :
Tekanan Parsial
P1.0
, P2.0 : Tekanan uap saturasi
X1
, X2 : Fraksi
mol dari liquid
Dengan menggunakan Hukum Dalton
Ptot =
P1 + P2 (3)
Subsitusi persamaan 1 dan 2 ke dalam persamaan
3
Ptot = P1.0 x
X1 + P2.0
(1-X1) (4)
Ptot = (P1.0 - P2.0 ) x X1
+ X1 (5)
Dengan
mengambil tekanan partial P1.0 dalam
perhitungan didapatkan Yi
Untuk menghitung tekanan uap P1.0 menggunakan
persamaan Calusius-Clapeyron, selanjutnya diintegrasikan pada kondisi tertentu.
a.
Kesetimbangan
Kesetimbangan
memberikan pengertian bahwa suatu keadaan dimana tidak
terjadi perubahan sifat makroskopis
dari sitstem terhadap waktu. Semakin dekat keadaan sistem dengan titik
kesetimbanga, maka semakin kecil gaya penggerak proses, semakin kecil pula laju
proses dam akhirnya sama dengan nol bila titik kesetimbangan telah tercapai.
Seperti kesetimbangan pada umumnya, kesetimbangan uap-cair dapat
ditentukan
ketika ada variabel yang tetap
(konstan) pada suatu waktu tertentu. Saat kesetimbangan ini, kecepatan antara
molekul-molekul campuran yang membentuk fase uap sama dengan kecepatan
molekul-molekulnya membentuk cairan kembali.
b.
Tekanan
parsil, hukum-hukum Dalton, Roult dan Henry
Tekanan
parsil PA komponen A di dalam suatu campuran uap adalah sama dengan
tekanan yang akan ditimbulkan oleh
komponen A tersebut jika ditempatkan sendiri di dalam volume dan temperatur
yang sama dengan campuran. Menurut hukum Dalton, yaotu tekanan total adalah
sama dengan penjumlahan tekanan parsil. Untuk suatu gas (uap) ideal, tekanan
parsil berbanding lurus dengan fraksi mol konstituen. Untuk suatu campuran
ideal, tekanan parsil konstituen dikaitkan dengan konsentrasi konstituen di
dalam fasa cair , dimana Roult yang merumuskan hukum tersebut. Sedangkan untuk
XA dengan harga yang rendah , hubungan linier antara PA dan XA dirumuskan dengan menggunakan faktor
perbandingan yaitu suatu konstanta Henry H’ dan bukan tekanan uap murni zat.
Jika
suatu campuran mengikuti hukum Roult, maka tekanan uap campuran dapat
diperoleh secara grafik dengan
memanfaatkan data tekanan uap masing-masing komponen. Bila suatu campuran
mengikuti hukum Roult, maka harga-harga YA untuk berbagai komposisi
XA dapat dihitung berdasarkan tekanan uap masing-masing kedua
komponen.
c.
Kriteria
kesetimbangan
Kriteria kesetimbangan antar fasa
ditinjau dari segi kemungkinan perpindahan antar fasa tersebut. Dimisalkan
bahwa sistem multi komponen yang tertutup terdiri dari sejumlah fasa mempunyai
temperatur dan tekanan yang uniform, akan tetapi pada keadaan awal tidak
seimbang ditinjauh dari segi perpindahan massa. Setiap perubahan yang terjadi
mesti bersifat irreversible, yang mendekatkan sistem itu ke keadaan setimbang.
Sistem itu dibayangkan sebagai dikelilingi keadaan yang selalu setimbang secara
thermal dan mekanikal dengan sistem itu (seklipun perubahan terjdi dalam
sisitem). Karenanya pertukaran panas dan pemuain kerja antar sistem dan
sekeliling terjadi secara reversible. Dalam keadaan yang demikian perubahan
entropi dari sekeliling sistem.
4.
Langkah Kerja
a.
Minggu ke-1
-
Menyiapkan
alat refraktometer.
-
Memasukkan
4,5 mL air aquadest ke dalam tabung reaksi dan menambahakan 0,5 mL alkohol 98%.
-
Mengecek/melihat
indeks bias campuran tersebut.
-
Melakukan
hal yang sama dengan jumlah antara air aquadest dan alkohol 96% sebesar 5
mL dan rentang volume masing-masing
sebesar 0,5 mL (misalnya: air aquadest 1 mL dan alkohol 96% 4,0 mL , dst).
-
Mengecek
indeks bias air aquadest dan alkohol 96% murni.
b.
Minggu
ke-2
-
Memasukkan
aquadest ke dalam gelas kimia sebanyak 41,6 mL
-
Menambahkan
alkohol sebanyak 133,4 mL
-
Mengisi
bejana dengan campuran air dan alkohol tersebut serta menambahkan beberapa batu
didih.
-
Menghidupkan
cooler
-
Menyalakan
komputer dan CASSY board
-
Memanggil
program CASSY dengan double klik pada icon CASSY LAB
-
Membuka
program RECTIFICATION, maka CASSY akan membaca temperatur
-
Menyalakan
pemanas pada bejana
-
Memulai
percobaan dengan menekan icon CLOCK sekaligus mencatat perubahan suhu selama
proses
-
Mengambil
fasa uap dan cair yang telah dihasilkan setelah suhu konstan (sekitar 70oC
ke atas)
-
Mengukur
indeks bias kedua fasa tersebu
5.
Data Pengamatan
Volume
Alkohol
|
Fraksi mol alkohol
|
Indeks Bias
|
0
|
0
|
1,333
|
0,5
|
0,018181818
|
1,334
|
1
|
0,036363636
|
1,337
|
1,5
|
0,054545455
|
1,338
|
2
|
0,072727273
|
1,339
|
2,5
|
0,090909091
|
1,34
|
3
|
0,109090909
|
1,3405
|
3,5
|
0,127272727
|
1,341
|
4
|
0,145454545
|
1,337
|
4,5
|
0,163636364
|
1,333
|
5
|
0,181818182
|
1,328
|
6.
Analisa
Percobaan
Setelah melakukan praktikum diatas,
dapat dianalisa bahwa :
Pada
minggu pertama dilakukan pengecekan indeks bias dari campuran biner
(alkohol-air) dengan konsentrasi alkohol dan air yang berbeda-beda. Dimana
semakin banyak konsentrasi air dalam campuran , maka semakin kecil indeks
biasnya karena mendekati indeks bias aquadest. Hal ini dapat digunakan untuk
membuat kurva baku yang digunakan untuk mencari fraksi mol alkohol fasa cair
dan fasa gas dalam umpan. Kemudian pada minggu kedua dilakukan proses destilasi
untuk memisahkan campuran alkohol-ir dan menentukan indeks bias pada fasa uap
dan fasa cair ketika temperatur konstan (mencapi kesetimbangan) dan pada
temperatur sekitar 70oC ke atas karena fasa uap didapatkn dengan
memanfaatkan titik didih, perbedaan tekanna uap serta perbedaan densitas
pelarut ketika berada pada kondisi titik didihnya.
Dari data dapat
terlihat bahwasemakin besar fraksi mol alhokol, maka semakin besar indeks
biasnya. Kurva baku inidapat menentukan fraksi mol uap dan cair yang akan
mempengaruhi konstanta kesetimbangan (k) dimana semakin rendah temperatur maka
konstanta kesetimbangan k akan semakin kecil. Pada praktikum ini banyak sekali
faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya: temperatur operasi, komposisi
alkohol dalam umpan, ketelitian dalam pembacaa indeks bias dll. Pada pengukuran
indeks bias cair dan uap didapatkan indesk bias yang kecil pada fasa uap
sehingga menghasilkan fraksi mol yang bernilai negatif. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan kurang telitinya/kesalahan saat pembacaan pada alat refraktometer,
pengambilan sampel up yang kurang baik, kecepatan dalam pengukuran (pembacaan
indeks bias) yang kurrang baik karena cepat menguap dan sebagainya.
7.
Kesimpulan
Dari analisa diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
-
Persamaan
yang diperoleh dari kurva baku , yaitu : y=0,064x + 1,333
-
Semkin
besar komposisi umpan, maka semakin menurun temperatur kesetimbangan, sedangkan
fraksi mol alkohol dalam fasa cair dan uap akan meningkat
-
Faktor-faktor
yang mempengaruhi : temperatur operasi, komposisi umpan, ketelitian daam
melihat indeks bias, efisiensi alat dll
8.
Daftar
Pustaka
Zurohaina.2014.”Penuntun Praktikum Hidrokarbon”.Palembang:Polsri
2 Comments
Gausah pake musik kali
ReplyDeletemkasih, atas commentnya :),,
ReplyDeletetapi maaf ya ini kan blog saya jadi itu tergantung saya :),,