Laporan Tetap PCT-10 Perc.4
PENGENDALIAN KONTINYU PROPORSIONAL
Tujuan Percobaan
1.
Mendemonstrasikan pengendalian kontinyu jenis
proporsional.
2.
Membedakan antara pengendalian kontinyu dan tidak kontinyu.
3.
Mendemonstrasikan batas daya keluaran (Power Limit) dan batas set point (Set Point Limit).
2. Alat Yang
Digunakan
-
PCT 10 : 1 set
-
Trimtool : 1 buah
-
Lampu indikator 24 VAC : 1 buah
-
Kabel merah dan hitam : 2 buah
-
Kabel kuning : 2 buah
3. DASAR TEORI
Berlainan dengan system pengendalian tidak kontinyu
yang memberikan output dalam keadaan terputus-putus dan tidak harus dari 0 % ke
100 %, balik ke 0 % lagi, maka system pengendalian kontinyu memberikan harga
keluaran yang halus pada setiap harga perubahan atau error.
System pengendalian kontinyu terdiri dari tiga metode
kendali yaitu PROPORSIONAL, INTEGRAL dan DERIVATIF.
Pada aplikasinya, ketiga metode biasanya digabung
untuk meningkatkan hasil pengendalian dan mengurangi kekurangan tiap
pengendalian.
MODE PROPORSIONAL
Proporsional merupakan perbaikan dari metode
pengendali dua posisi (on/off) dimana out put dari pengendali terhadap error
dapat dinyatakan dalam suatu hubungan linear dalam sebuah grafik garis lurus
dengan kemiringan 45 o untuk proporsional band (pita proporsional)
100 %.
Pita proporsional adalah rentang harga didaerah setpoint,
yang mempunyai hubungan linear satu-satu pada daerah 0 %-100 %.
Persamaan
yang digunakan adalah :
P
= Kp . Ep + Po
Dimana :
P, Po : out put pengendali (%), out put penendali tanpa error (%)
Kp :
konstanta proporsional antara error dengan out put pengendali
Ep :
error dalam persentase skala penuh
Pita proporsional (proporsional band, PB) dinyatakan
sebagai 100/Kp. Kp adalah konstanta proporsional antara error dan out put
pengendali. Error yang melebihi PB akan jenuh pada 0 % dan 100 %. Hal ini
menyebabkan kekurangan dari mode pengendalian proporsional ini dan dikatakan
pengendali mengalami off set (jenuh) yaitu error sisa pada titik pengoperasian
variable proses ketika terjadi perubahan beban, pengendali tidak memberikan output
seharusnya.
PENGATURAN
AWAL
Setting
pada controller diatur untuk mode proporsional
Set
Point = 50% cY-t = 1
s
Prop = 20% Hyst = 1 s
Int = 0% cs
– 2 =
- r l f
dEr = 0%
Harga
lain sesuai dengan nilai yang ada.
4. PROSEDUR KERJA
A.
Pengaturan Awal
1.
Melakukan input data pengaturan awal.
2.
Melakukan kalibrasi voltmeter dan proses controller.
3.
Menghubungkan kabel sesuai diagram proses.
B.
Mode Proporsional
1.
Penghilangan OFFSET
·
Memutar knop manual output 4 – 20 mA hingga tampilan di layar
variable proses menampilkan 50% = 12 mA.
·
Menekan tombol F satu kali kemudian menekan tombol
manual,
maka lampu manual akan
hidup menunjukkan pengendali dalam mode manual.
·
Mengatur power output 50% dengan
tombol digit dan tombol dan V untuk menghilangkan OFFSET.
Kemudian menekan tombol
manual kembali untuk mengaktifkan mode normal (otomatis).
2.
Mode Proporsional
·
Memutar tombol manual output 4 – 20 mA ke kiri untuk memberikan input 4 mA ke
proses controller, menekan tombol F dan mencatat harga
Power Output (Pr) yang ditampilkan dilayar set point.
·
Mengatur input
dari tombol manual output dalam interval 10% dari 0%-100% dan mengamati Power
Output (Pr) dan keadaan lampu.
5. Data Pengamatan
Input
(%)
|
Output
(%)
|
||
Prop
10%
|
Prop
20%
|
Prop
30%
|
|
0
|
0
|
0
|
11
|
10
|
0
|
20
|
21
|
20
|
0
|
20
|
28
|
30
|
-
|
30
|
35
|
40
|
-
|
40
|
43
|
50
|
-
|
50
|
50
|
60
|
-
|
59
|
57
|
70
|
-
|
74
|
65
|
80
|
100
|
84
|
72
|
90
|
100
|
97
|
79
|
100
|
100
|
100
|
89
|
6. ANALISA PERCOBAAN
Setelah
melakukan percobaan diatas, dapat dianalisa bahwa:
Pada
percobaan 1, hanya melakukan kalibrasi voltmeter dan process controller, dimana
tujuannya adalah untuk mengkondisikan/mengembalikan alat ke kondisi semula/awal
agar proses yang akan dilakukan baik dan maksimal. Sedangkan pada percobaan 2,
melakukan pengendalian on/off dengan saklar pemilih di socket A,B dan C, dimana
saat socket A,B atau C tidak dihubungkan maka lampu N/O akan mati, hal ini
dikarenakan tidak adanya hantaran lisrik yang memungkinkan hidupnya lampu N/O.
Kemudian pada N/C akan hidup, karena kontak tetap tersambung walaupun socket
A,B dan C tidak terhubung. Sedangkan saat socket A disambungkan/dihubungkan
dengan socket B dan socket B dihubungkna dengan socket C , maka kontak terbuka
noral (N/O) akan mati dan kontak tertutup normal (N/C) akan hidup.. Hali ini
dikarenakan pada N/O listrik tidak akan mengalir pada kontak yang letaknya
berdekatan danberlaku sebaliknya untuk konta yang letaknya terpisah (A-C).
Pada percobaan 3, melakukan output
relai on/off, dimana menggunakan harga setpoint sebesar 50% (jika diatas harga
setpoint, lampu indikator akan mati dan sebaliknya) dan nilai hysteristis
sebesar 1%. Hal ini berarti lampu akan menyala pada 49% dan akan mati pada 51%
dikarenakan hysteristis merupakan daerah netral yang memberikan nilai saat on
dan off nya lampu indikator. Sedangkan pada waktu output relai waktu
proposional, lamanya lampu on (hidup) semakin besar ketika semakin besarnya
variabel proses dan lampu off (mati) semakin sebentar (kecil) sejalan dengan
besarnya nilai variabel proses. Hal ini dikarenakan semakin besarnya nilai
variabel proses (mencapai 100%), maka arus listrik semakin besar mengalir dan
dapat menyalakan lampu indikator degan waktu yang lama, sedangkan lampu akan
mati dikarenakan arus listri mulai terputus (arus listrik lebih besar untuk
menyalakan lampu).
Pada percobaan 4, melakukan
penghilangan offset, dimana bertujuan untuk membuat controller tidak jenuh dan
dapat memberikan harga keluaran yang benar (seharusnya). Kemudian mode
proposional, dilakukan untuk meihat perbandingan antara input dan output dengan
nilai Prop 10%, 20% dan 30%. Dikrenakan alat yang digunakan sudah lama/tua dan
tidak beroperasi dengan baik lagi, maka hanya dilakukan pada Prop 20% yang
artinya proposioanl band (PB) = 100%.
7. KESIMPULAN
Dari
analisa diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.
Pada kontak terbuka normal (N/O) akan hidup / listrik akan mengalir pada
kontak yang letaknya terpisah dan sebaliknya.
2.
Hysteristis adalah daerah netral, dimana dapat memberikan rentang untuk
lampu mati/hidup (diatas dan dibawah nilai setpoint).
3.
Semakin besar nilai variabel proses (input dan output), maka semakin
besar listrik yang mengalir.
4.
Jika nilai Prop 20%, mka proposional band:100% (nilai input=output).
5.
Jika hanya proposional band (PB) yang diketahui/diinput, maka sangat
sulit bahkan tidak dapat mencapai setpoint.
8. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet 2014 Penuntun
Praktikum Laboratorium Pengendalian Proses. Palembang : POLSRI.
0 Comments